NIM : A1C111023
SOAL
1
Asam
karboksilat dapat ditransformasi menjadi beberapa turunan. Buatlah skema reaksi
perubahan dari suatu ester menjadi amida selanjutnya target akhirnya adalah
benzoil khlorida.
PEMBAHASAN
Seperti
yang telah dijelaskan pada soal, asam karboksilat dapat ditransformasi menjadi
beberapa turunan, diantaranya ester, amida dan asil klorida. Pada soal
dikatakan target akhirnya adalah benzoil klorida, dimana benzoil klorida itu
sendiri juga merupakan turunan asam karboksilat yaitu asil klorida. Untuk
menjawab pertanyaan nomor satu, dimana hasil akhir yang diinginkan adalah benzoil
klorida, saya akan menjelaskannya dengan skema sistematika reaksi perubahan
asam karboksilat beserta turunannya untuk mendapatkan benzoil klorida dengan
mekanisme reaksi sebagai berikut :
1.Konversi
asam karboksilat menjadi ester
2.Konversi
ester menjadi amida
3.Konversi
amida menjadi asil halida
1. Reaksi asam
karboksilat menjadi ester
Untuk mengonversikan asam karboksilat
menjadi ester, saya akan mengunakan perumusan reaksi esterifikasi. Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi dimana suatu asam karboksilat yang direaksikan
dengan suatu alcohol sehingga akan terbentuk ester dan hasil samping berupa
air. Secara matematis, reaksi esterifikasi saya gambarkan sebagai berikut :
Asam
yang saya gunakan adalah asam etanoat (CH3COOH) dan alcohol yang
saya gunakan adalah fenol (C6H5OH), berikut ini mekanisme
reaksinya :
Katalis
yang digunakan dalam reaksi ini adalah katalis asam, biasanya HCl atau H2SO4.
Bila asam karboksilat dan alcohol dipanaskan dengan kehadiran katalis asam maka
kesetimbangan akan tercapai dengan menghasilkan ester dan air. Dalam hal ini,
asam etanoat yang direaksikan dengan fenol kemudian dipanaskan dan dengan
bantuan katalis asam maka kesetimbangan tercapai dengan menghasilkan metil
benzoate dan air.
2.
Reaksi ester menjadi amida
Untuk
mengonversi ester menjadi amida, saya akan menggunakan reaksi amonolisis ester.
Secara matematis, reaksi amonolisis ester dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada
mekanisme reaksi sebelumnya (asam karboksilat menjadi ester) telah diperoleh
produk berupa metil benzoate. Maka dengan bantuan skema reaksi amonolisis ester
di atas, saya akan mencoba mengonversikan metil benzoate tersebut menjadi
amida. Mekanisme reaksinya ialah sebagai berikut :
Dapat kita amati bahwa pada reaksi tersebut,
ammonia mengonversi ester menjadi amida. Dalam hal ini, metil benzoate dengan
bantuan ammonia akan menghasilkan amida berupa benzamida dan hasil samping
berupa alcohol yaitu methanol.
3.
Reaksi konversi amida menjadi asil halida
Langkah terakhir untuk mendapatkan benzoil klorida
adalah dengan mengonversikan benzamida tadi menjadi benzoil klorida itu
sendiri. Menurut saya, untuk dapat menghasilkan benzoil klorida melalui
benzamida harus dengan bantuan asam, dalam hal ini adalah HCl. Dengan
mereaksikan benzamida dan HCl, maka akan terbentuk benzoil klorida dengan hasil
samping berupa amonia. Mekanisme reaksinya ialah sebagai berikut :
SOAL 2
Temukan
manfaat dari benzoil khlorida, jelaskan bagaimana mekanisme senyawa benzoil
khlorida berperan.
PEMBAHASAN
Benzoil klorida, yang juga dikenal sebagai benzenakarbonil klorida, merupakan cairan tak berwarna dan berkabut C6H5COCl dengan bau yang menusuk dan cukup menyengat.
Ketika
benzoil klorida bereaksi di udara maka akan menghasilkan asap. Ketika
mata kita bersinggungan dengan uapnya akan menyebabkan mata menjadi
berair. Oleh sebab itulah salah satu penggunaan benzoil klorida ini
digunakan sebagai gas iritan yang dikenal sebagai lakrimator atau gas
air mata.Berikut ini
akan saya jelaskan mekanisme senyawa benzoil klorida dalam peranannya
sebagai
suatu lakrimator atau gas air mata.
Pada reaksi
diatas dapat kita amati bahwa benzoil klorida ketika dihidrolisis dengan air
akan bereaksi dengan cepat membentuk asam benzoate dan asam klorida berupa uap.
Karena alasan inilah benzoil klorida memiliki bau yang menyengat dan
mengiritasi. Ketika uap atau gas yang berkabut dihasilkan dari reaksi ini dan bersinggungan
dengan mata akan menyebabkan mata menjadi berair dan disinilah peranan benzoil
klorida sebagai suatu lakrimator atau gas air mata.
SOAL 3
Bila benzoil khlorida dikonversi menjadi asam
benzoat. Buatlah tiga contoh turunan asam benzoat sebagai model, kemudian
jelaskan pengaruh efek resonansi terhadap kekuatan tiga jenis asam benzoat yang
anda modelkan.
PEMBAHASAN
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan
membuat tiga model dari turunan asam benzoate. Turunan asam benzoate yang akan
saya gunakan menjadi model sebagai hasil konversi dari benzoil klorida adalah :
1.Asam
o-klorobenzoat
2.Asam
m-klorobenzoat
3.Asam p-klorobenzoat
Seperti yang telah diketahui di soal, apabila
benzoil klorida direaksikan denga suatu senyawa maka akan menghasilkan asam
benzoate. Dalam hal ini, untuk memperoleh Asam o-klorobenzoat, asam
m-klorobenzoat dan asam p-klorobenzoat, saya mereaksikan Benzoil Klorida dengan
air.
MODEL 1
MODEL 2
MODEL 3
PENGARUH
EFEK RESONANSI
Untuk meninjau pengaruh efek resonansi
terhadap ketiga model turunan asam benzoate tersebut, saya akan membandingkan
pengaruh antara kekuatan resonansi terhadap kekuatan asam (keasaman) senyawa
asam o-klorobenzoat dengan asam m-klorobenzoat dan asam m-klorobenzoat dengan
asam p-klorobenzoat. Berikut ini penjelasannya :
Tabel Efek
Resonansi Suatu Gugus
Ket : R =
Resonansi
I = Induksi
Berdasarkan tabel efek resonansi suatu gugus, untuk
asam m-klorobenzoat, maka gugus –COOH lah yang menjadi pusat electron karena (-)R
dan (-)I sehingga gugus –COOH dapat mendorong electron ke gugus –Cl dan induksi
yang terjadi pada gugus –COOH semakin (+) dan gugus –Cl semakin (-) karena
untuk mendorong electron dari gugus –COOH juga memerlukan electron sehingga
electron pada gugus –COOH berkurang dan menjadi (+) sedangkan gugus –Cl menjadi
(-).
Dari resonansi tersebut kita dapat membuat
letak (+) yang terdekat ataupun jauh, jika (+) dekat dengan pusat electron
berarti tingkat keasamannya lebih lemah dikarenakan H+ sukar masuk
dan OH- mudah masuk, sehingga kebalikan untuk asam kuat kita dapat
membandingkan dengan asam o-klorobenzoat dari literature :
pKa Ka
Asam m-klorobenzoat 2,9 1,6 x 10-4
Asam o-klorobenzoat 3,8 12,5
x 10-4
Untuk harga Ka lebih tinggi atau pKa lebih
rendah, berarti sifat keasamannya semakin kuat. Data tersebut juga dapat
dibuktikan melalui efek resonansi pada asam o-klorobenzoat berikut :
Selanjutnya saya akan membandingkan kekuatan
atau tingkat keasaman berdasarkan efek resonansi dari asam m-klorobenzoat
dengan asam asam p-klorobenzoat. Sama halnya seperti penjelasan sebelumnya,
berdasarkan tabel efek resonansi suatu gugus, untuk asam p-klorobenzoat, maka
gugus –COOH lah yang menjadi pusat electron karena (-)R dan (-)I sehingga gugus
–COOH dapat mendorong electron ke gugus –Cl dan induksi yang terjadi pada gugus
–COOH semakin (+) dan gugus –Cl semakin (-) karena untuk mendorong electron
dari gugus –COOH juga memerlukan electron sehingga electron pada gugus –COOH
berkurang dan menjadi (+) sedangkan gugus –Cl menjadi (-).
Dari resonansi tersebut kita dapat membuat
letak (+) yang terdekat ataupun jauh, jika (+) dekat dengan pusat electron
berarti tingkat keasamannya lebih lemah dikarenakan H+ sukar masuk
dan OH- mudah masuk, sehingga kebalikan untuk asam kuat kita dapat
membandingkan dengan asam m-klorobenzoat dari literature :
pKa Ka
Asam p-klorobenzoat 4,00 1,0 x 10-4
Asam m-klorobenzoat 3,8 1,6
x 10-4
Untuk harga Ka lebih tinggi atau pKa lebih
rendah, berarti sifat keasamannya semakin kuat. Data tersebut juga dapat
dibuktikan melalui efek resonansi pada asam m-klorobenzoat berikut :
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk turunan
asam benzoate sebagai hasil konversi dari benzoil klorida yang saya jadikan sebagai model reaksi
diatas, urutan kekuatan berdasarkan efek resonansinya adalah asam
o-klorobenzoat, asam m-klorobenzoat dan asam p-klorobenzoat.
SOAL
4
Usulkan turunan asam benzoate yang Anda
gunakan pada soal nomor 3 dapat dibiodegradasi oleh suatu mikroorganisme,
bagaimana hasil akhir penguraiannya ?
PEMBAHASAN
Dalam hal ini saya
akan membahas degradasi senyawa asam klorobenzat. Asam klorobenzoat memiliki
rumus struktur C7H6O2Cl dan merupakan senyawa
hidrokarbon aromatis. Degradasi senyawa aromatis berlangsung di plasmid atau
kromosom oleh gen x/y, dimana gen x/y ini berfungsi sebagai agen pembuat enzim
katekol 2,3-dioksigenase yang digunakan pada proses degradasi itu sendiri.
Saya akan
menggunakan bakteri pseudomonas sebagai mikroorganisme yang berperan dalam
proses degradasi ini. Asam klorobenzoat yang terlarut dalam fase air akan
berinteraksi dengan sel bakteri pseudomonas. Bakteri ini menganggap asam klorobenzoat
sebagai substrat (sumber makanannya).